Sebuah
persoalan yang mendesak pemaham kita adalah karya dan budaya bangsa yang
semakin luntur, tergusur, tergeser dan tereliminasi dari perhatian dan
kesibukan sehari-hari. Persoalan ini sudah menjadi momok dalam perbincangan
masyarakat tidak kalah saing juga para pejabat dan anggota dewan yang terhormat. Namun
pembahasan persoalan ini masih saja
bermain-main dalam lingkup probabilitas yang tidak kunjung selesai dalam
menarik benang merahnya. Hal ini bertumpu pada titik tolak pandangan dan sikap
yang masih pada batasan bahwa kebudayaan kesenian tradisional dan modern adalah
instrumen kegiatan ritualitas. Padahal itu adalah sebuah kultur dan karakter
bangsa yang menjadi tolak ukur setiap masyarakat dalam beretika dan berhubungan
satu sama lain.
Diantara
masalah itu, pemahaman kita tentang kebudayaan secara umum harus benar-benar
dimiliki bagi setiap warga negara terlebih kalangan mahasiswa. Mereka adalah
ujung tombak bangsa dalam mengenalkan warisan budaya Indonesia. Sebagai kaum
terpelajar sudah barang tentu harus mengetahui dan siap memperkenalkan budaya
indonesia.
Baru
– baru ini Thailand telah mengadakan even untuk menyambut AEC (ASEAN Economic
Comunity) yang diselenggarakan di Rajamanggala University of Technology
Tanyaburi (RMUTT) pada tanggal 19 januari 2013. Even yang diberi nama Open House
RMUTT ini di hadiri oleh masing-masing perwakilan dari kesepuluh Negara anggota
ASEAN. Dalam even kami
mahasiswa Indonesia yang sedang menjalankan study di RMUTT menerima tantangan
untuk menampilkan seni ataupun budaya Indonesia pada acara open house RMUTT ini.
Sebagai
warga negara Indonesia yang cinta kepada bangsanya kamipun menjawab tantangan
tersebut, dengan bermodal
kesederhanaan dan semangat, kami mahasiswa yang berasal
dari STIE MANDALA Jember dan Universitas Dian Nuswantoro Semarang sanggup dan
berhasil menampilkan “Tari Sajojo” yang berasal dari Papua. Pada pra tampil kita sedikit kesulitan akibat tidak
tersedianya kostum, pada saat itu kami memutuskan untuk membuat kostum sendiri.
Kami mengakali dengan membuat kostum dari tali rafia untuk pakaian bawah dan ornamen
bulu ayam yang kita cabuti dari sulak untuk kita pakai sebagai gelang tangan
dan kaki serta mahkota jambul khatulistiwa. Agar menyerupai seperti orang papua
yang mayoritas berkulit hitam eksotis, kamipun sepakat untuk membeli kaos
berwarna hitam. Jadilah kostum sederhana ala apa adanya.
Pada saat tampil di acara tersebut, akhirnya jerih
payah kami selama ini membuahkan hasil. Penampilan
tersebut mendapat sambutan hangat dari Assoc.
Prof. Dr. Numyoot Songthanapitak The President of RMUTT dan Assoc. Prof. Dr. Chanongkorn Kuntonbutr,
The Dean of the Faculty of Business Administration
RMUTT.
Tak
kalah meriah suara tepukan para penonton saat terhenyak melihat penampilan
mahasiswa Indonesia di kala itu, membawa rasa haru dan memberikan nilai
tersendiri bagi kita. Karena telah berhasil membawakan tarian tersebut dengan
baik dan bangga mewakili Indonesia dalam memperkenalkan
budaya Indonesia kepada dunia.
Titik
penting dari keberhasilan ini adalah buah dari kemauan, kerja keras dan
kerjasama anggota tim serta pengetahuan tentang kebudayaan Indonesia sendiri. Begitu
pentingnya memahami budaya Indonesia.
Jikalau kita tidak mengetahui sedikitpun budaya Indonesia dan sudah
menganggap bahwa budaya
kita telah jadul, maka jangan
heran bila Malaysia ataupun Negara tetangga lainnya menampilkan dan mengambil
alih budaya Indonesia. Oleh karena itu jika
kita ingin budaya Indonesia diakui oleh dunia kenali dan hargailah budaya kita,
marilah
bahu membahu melestarikan budaya Indonesia. Berkarya dan berbudaya adalah
tuntutan bagi kita, Bangga berbangsa Indonesia adalah kewajiban bagi kita.








0 comments:
Post a Comment