Ada teman saya yang bercerita kepada saya, Saiful, aku khawatir dengan masa
depanku nanti, dengan ilmu yang saat ini aku punya, mampukah aku menjadi orang
yang bisa di andalkan bagi keluargaku di masa depan nanti.
Seketika itupun saya berfikir, bagaimana dengan saya? Lalu,
dalam lubuk hati saya menjawab, ternyata sayapun juga memiliki pemikiran yang
sama.
Kemudian saya mengatakan pada teman saya “sudahlah itu
adalah penyakit sejuta pemuda yang galau dengan masa depannya. Jika kita
memiliki impian yang besar, masihkah kita akan melakukan hal-hal yang kecil?
percayalah bahwa Allah hanya akan memberi pada mereka yang mamp
Sahabatku, kekhawatiran akan masa depan pasti dirasakan
banyak orang. Tak peduli Iya kaya atau miskin, pria atau wanita, tua atau muda
semua pasti merasakan kekhawatiran yang sama.
Menurut saya, kekhawatiran itu akan muncul bila kita sedang
menargetkan suatu (Impian) yang tak kunjung usai. Kita akan menjadi khawatir
bila target itu semakin dekat, tapi tak kunjung di dapat. Namun pernahkah kita berfikir
untuk mengukur antara impian dengan tindakan kita untuk mencapai impian itu? Atau
setidaknya menanyakan pada diri kita apa yang harus aku lakukan untuk mencapai
impian itu?
Jika menginginkan surga, sudahkah kita mematuhi perintah
dan menjauhi laranganNYA?
Pantaskah kita menerima uang satu milyar, sedang gaji
kita hanya saratus dollar perbulan?
Boleh saja bermimpi menikahi wanita cantik/pria ganteng, sholeh/sholehah,
taat beribadah, berakhlak mulia, dan kaya raya. Tapi bagaimana dengan kita? sudahkah
itu semua kita miliki?
Takaran yang kita punya, menentukan isi yang akan kita
terima. Sebesar apapun permintaan/keinginan jika itu tidak memenuhi kapasitas,
maka itu akan tumpah.
Maka perbesarlah daya tampung anda, perbaiki kualitas dan
kapasitas diri hingga ahli nan pekerti.
Karena bila Anda pantas, harus berkapasitas...!!!







0 comments:
Post a Comment